MATERI PENALARAN
Secara umum penalaran ilmiah ada 2 macam, yaitu:
A.1 Penalaran
Induktif
Penalaran induktif (prosesnya disebut induksi) mrpkn
proses penalaran untuk menarik suatu prinsip atau sikap yang berlaku
untuk umum maupun suatu kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan
atas fakta-fakta khusus.
Contoh:
Kambing mempunyai mata; gajah mempunyai mata, demikian
pula dengan kucing, anjing, dan berbagai binatang lainnya. Jadi,
semua binatang mempunyai mata.
Ada 2 keuntungan dengan penalaran induktif, yaitu:
a. pernyataan yang bersifat umum ini bersifat ekonomis
b. dari pernyataan yang bersifat umum dimungkinkan proses
penalaran selanjutnya baik secara induktif maupun deduktif.
Jenis-jenis penalaran induktif:
a. Generalisasi, yaitu proses penalaran berdasarkan pengamatan
atas sejumlah gejala dengan sifat-sifat tertentu untuk menarik
kesimpulan mengenai semua atau sebagian dari gejala
serupa.
Contoh:
Orang Indonesia peramah; Bangsa Jepang adalah
pekerja yang ulet; Orang Batak pandai menyanyi.
Sahkah kesimpulan
tersebut? Generalisasi sering kali mendahului observasi, maka perlu
diadakan pengetesan atau pengujian, meliputi:
Harus diketahui,
apakah sudah banyak gejala khusus yang dijadikan dasar generalisasi
tersebut (ciri kuantitatif). Bagian yang dikenai generalisasi
tersebut:
homogen atau heterogenkah?
Apakah gejala yang diamati
cukup mewakili (sampel yang baik, ciri kualitatif) keseluruhan atau
bagian yang dikenai generalisasi? Oleh karena itu, harus dipilih
sampel yang tepat dan tidak menyesatkan.
Tidak adakah kekecualian
dalam kesimpulan umum yang ditarik? Jika kekecualian terlalu banyak,
maka tidak mungkin diambil generalisasi. Jika kekecualian sedikit,
kita harus membuat perumusan dengan hati-hati. Hindari kata-kata:
setiap, semua, selalu, tidak pernah. Gunakanlah kata-kata: cenderung,
rata-rata, atau pada umumnya.
Bandingkan dengan contoh berikut!
Besi jika dimasukkan dalam api volumenya membesar; Selanjutnya:
tembaga, kuningan, emas, perak, dan aluminium juga sama apabila
dipanaskan. Jadi, dapat digeneralisasikan bahwa semua logam akan
memuai bila dipanaskan.
b. Analogi (Analogi Induktif), yaitu proses penalaran untuk
menarik suatu kesimpulan/inferensi tentang kebenaran suatu gejala
khusus berdasarkan kebenaran gejala khusus lain yang memiliki
sifat-sifat esensial yang bersamaan.
Contoh:
Siswa di Medan berseragam; siswa di Jakarta berseragam;
siswa di Papua juga berseragam. Jadi, dapat dianalogikan bahwa siswa
di Semarang juga berseragam.
c. Hubungan Sebab-Akibat
Menurut prinsip umum, semua peristiwa ada penyebabnya. Jangan
menarik kesimpulan (sebab-akibat) yang tidak sah. Misalnya, orang
menghubungkan suatu wabah atau penyakit dengan kutukan dewa atau
tempat tertentu yang dianggap keramat.
Hubungan sebab-akibat
antarperistiwa dapat berupa: hubungan sebab ke akibat, akibat ke
sebab, atau akibat ke akibat.
A.2 Penalaran Deduktif
Penalaran
deduktif (prosesnya disebut deduksi), yaitu cara berpikir yang
didasarkan atas prinsip, hukum, teori atau keputusan lain yang
berlaku umum untuk suatu hal atau gejala. Kesimpulannya bersifat
khusus. Jadi, penalaran deduktif bergerak dari sesuatu yang umum
kepada yang khusus.
Proses berpikirnya dinamakan silogisme, yaitu
bentuk prose penalaran yang berusaha menghubungkan dua proposisi
(pernyataan: premis mayor dan premis minor) yang berlainan untuk
menurunkan suatu kesimpulan.
Contoh:
Semua makhluk mempunyai mata. (p. mayor)
Si Polan adalah seorang makhluk. (p. minor)
Jadi, si Polan mempunyai mata. (kesimpulan)
Bentuk di atas mempunyai 3 term, yaitu (1) term mayor adlh
predikat di dalam premis mayor (mempunyai mata); (2) term minor adlh
subjek di dalam kesimpulan (si Polan); dan term tengah adlh
penghubung kedua term atau predikat di dalam premis minor (makhluk).
Perhatikan contoh lain di bawah ini!
Mahasiswa yang mengikuti kuliah kurang dari 75% tidak boleh
mengikuti ujian. (p. mayor) Santi hanya mengikuti kuliah 40%. (p.
minor)
Jadi, Santi tidak boleh mengikuti
ujian.
(kesimpulan)
Silogisme di atas bisa diubah menjadi
entimem (semacam silogisme, tetapi muncul hanya dengan 2 proposisi
krn salah satu bagian dihilangkan).
Contoh:
1. Santi tidak
boleh mengikuti ujian karena mengikuti kuliah kurang dari
75%.
ATAU
2. Santi hanya mengikuti kuliah 40%, sehingga ia
tidak boleh mengikuti ujian.
B. Kesalahan Penalaran
Salah nalar dapat terjadi di dalam
proses berpikir utk mengambil keputusan. Hal ini terjadi karena ada
kesalahan pada cara penarikan kesimpulan. Salah nalar lebih dari
kesalahan karena gagasan, struktur kalimat, dan karena dorongan
emosi.
Salah nalar ada dua macam:
1. Salah nalar induktif, berupa (1) kesalahan karena generalisasi
yang terlalu luas, (2) kesalahan penilaian hubungan sebab-akibat, (3)
kesalahan analogi.
2. Kesalahan deduktif dapat disebabkan karena:
(1) kesalahan karena premis mayor tidak dibatasi; (2) kesalahan
karena adanya term keempat; (3) kesalahan karena kesimpulan terlalu
luas/tidak dibatasi; dan (4) kesalahan karena adanya 2 premis
negatif.
C. Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga
merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya
diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran
berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa
argumen.
Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah
abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol
yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran
menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan
kebenaran konklusi dari premis.
Berdasarkan paparan di atas jelas
bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang
saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak
akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan
terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi
dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau
dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan
proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.
D. Ciri- Ciri Penalaran :
1. dilakukan dengan sadar
2. didasarkan atas sesuatu yang sudah diketahui
3. Sistematis
4. terarah, bertujuan
5. menghasilkan kesimpulan berupa pengetahuan, keputusan atau
sikap yang baru
6. sadar tujuan
7. premis berupa pengalaman atau pengetahuan, bahkan teori yang
telah diperoleh
8. pola pemikiran tertentu
9. sifat empiris rasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar